apakah kegunaan transaksi kantor pusat kantor cabang

Padaumumnya, perbankan besar seperti Bank BCA memiliki banyak kantor cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Kode cabang terdiri dari 4 digit untuk mengidentifikasi cabang tertentu yang menunjukkan tempat rekening bank tersebut dibuka.. Anda dapat dimintai kode cabang saat melakukan transfer antar bank atau transaksi lainnya seperti pemroses Mohonmaaf atas ketidaknyamanannya. Informasi jam layanan operasional Kantor Cabang dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 dan akan diinformasikan kepada nasabah melalui www.maybank.co.id. 3Cara Mengetahui Kode Cabang Bank BNI Terbaru 2022. June 11, 2022. Kode cabang Bank BNI Merupakan tujuh digit angka yang menjadi identitas khusus bagi setiap kantor cabang. Kode BNI ini berbeda dengan kode transfer yang berjumlah tiga digit saja, Sehingga tidak perlu ditambahkan ke rekening antar bank saat ingin melakukan transfer. Terhitunghingga hari ini, Senin (23/3), sudah puluhan lokasi yang menjadi objek penyemprotan. Menggunakan donasi konsumen, Alfamart dan LazisMu menargetkan total ada 150 titik penyemprotan untuk mendukung pencegahan penyebaran Virus COVID-19. Tim relawan terdiri dari petugas penyemprotan desinfektan yang profesional. Kegunaantransaksi kantor pusat dan kantor cabang adalah meningkatkan penjualan induk perusahaan. Contoh laporan keuangan gabungan kantor pusat, cabang dan agen harus dibuat pada akhir periode. Rekening timbal balik yang dibuat oleh kantor pusat yang memiliki saldo kredit adalah Mencatat penerimaan uang dari kantor cabang 누누티비 우회. Contoh soal pengiriman barang dagangan di atas harga pokok menjadi pilihan bagi kantor cabang dalam rangka memperoleh keuntungan di tahun berjalan. Apakah kegunaan transaksi kantor pusat kantor cabang adalah memperluas jangkauan penjualan produk utama dan produk sampingan di tahun fiskal yang masalah lain pada kantor cabang terdiri dari pengiriman kas, pengiriman persediaan baik diharga pokok produksi atau pengiriman persediaan barang dagang diatas harga pokok. Pengiriman kekayaan antar cabang akan terutang pajak pertambahan nilai karena dianggap sebagai transaksi soal kantor pusat, kantor cabang dan kantor agen berkaitan dengan tingkat keuntungan yang diterima dan dilaporkan pada surat pemberitahuan pajak tahunan badan. Alokasi biaya kantor pusat dan kantor cabang tentu dilakukan agar dapat menyesuaikan sistem sentralisasi dan sistem Masalah Lain pada Kantor CabangContoh masalah lain pada kantor cabang biasanya didapatkan ketika kantor pusat memiliki lebih dari satu kantor cabang yang tersebar dibeberapa daerah pemasaran. Tujuan pendirian kantor cabang adalah memaksimalkan laba tahun berjalan dengan melaksanakan jualbeli produk didaerah pemasaran yang masalah lain pada kantor cabang terdiri dari pengiriman kekayaan antar cabang. Permasalahan pengiriman uang dan pengiriman barang antar cabang akan membentuk rekening resiprokal atau rekening timbal balik. Ongkos kirim antar cabang akan ditanggung oleh kantor pusat walaupun sudah dibayarkan oleh kantor perbedaan kantor pusat dan kantor cabang adalah pengakuan transaksi ketika terjadi jualbeli antara perusahaan sejenis. Bagi kantor pusat, pendirian kantor cabang akan memaksimalkan volume penjualan di daerah yang belum terjangkau pusat sehingga laba tahun berjalan Juga Jenis-Jenis Penjualan Angsuran dan KonsinyasiKegunaan Transaksi Kantor Pusat dan Kantor CabangApakah kegunaan transaksi kantor pusat dan kantor cabang adalah dibebankannya pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan atas kekayaan yang diberikan kepada perusahaan. Hubungan kantor cabang dan kantor pusat memungkinkan terjadinya transaksi pengiriman kekayaan sepertiPengiriman uang antar cabangPengiriman barang antar cabangPengiriman barang antar cabang di atas harga biaya kantor pusat dan kantor cabang hendaknya diterapkan sistem pengendalian internal agar kegiatan usaha masing-masing cabang dapat dipantau. Internal control yang baik atas transaksi cabang adalah pelaksanaan transaksi kantor cabang harus memperoleh izin dari kantor transaksi kantor pusat dan kantor cabang adalah memperluas daerah pemasaran dan proses pengenalan produk baru yang belum diketahui oleh konsumen akhir. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang terdapat pada nomor pokok wajib pajak NPWP yang diserahkan ketika membuat faktur Juga Contoh Kasus Penjualan Angsuran Barang Tidak BergerakContoh Soal Pengiriman Barang Dagangan di Atas Harga PokokContoh soal pengiriman barang dagangan diatas harga pokok akan terjadi karena kantor cabang tentu menjualbelikan produk utama diatas harga yang ditransferkan. Alokasi biaya kantor cabang dan pusat tentu melibatkan penggunaan rekening resiprokal atau rekening timbal balik untuk buat laporan laba soal pengiriman barang dagang diatas harga pokok menjadi materi akuntansi keuangan lanjutan. Pos-pos apakah yang dicatat dalam akun kantor pusat di buku cabang berkaitan dengan pengiriman barang dan pemberian modal kerja pada periode yang khusus pengiriman barang dagang diatas harga pokok terjadi pada PT Masraffi yang mengirimkan barang senilai Rp ke kantor cabang. Kantor cabang berhasil menjualbelikan barang tersebut senilai Rp dan mencatatkan laba sebesar 25% dari harga pokok penjualan barang dagang yang dilakukan kantor cabang harus dicatat oleh kantor pusat sebagai berikutTanggalKeterangan Debit Kredit 31/12/2021R/K Kantor Cabang Rp Pengiriman barang ke cabang Rp Cadangan kenaikan harga barang cabang Rp Penjualan barang ke kantor cabang diatas harga pokok 25%31/12/2021R/K Kantor Cabang Rp Rugi Laba Kantor Cabang Rp Mencatat penjualan barang oleh kantor cabang31/12/2021Cadangan kenaikan harga barang cabang Rp Rugi Laba Kantor Cabang Rp Penyesuaian saldo cabangan kenaikan harga barang31/12/2021Rugi Laba Kantor Cabang Rp Laba Tahun Berjalan Rp Menutup akun laba rugi kantor cabang ke laba perusahaanJurnal penjualan barang dagang yang dicatat oleh kantor cabang sebagai dasar pembuatan laporan penjualan konsinyasi sebagai Debit Kredit 31/12/2021Penerimaan barang dari Pusat Rp R/K Kantor Pusat Rp Penjualan barang ke kantor cabang diatas harga pokok 25%31/12/2021Rugi Laba Kantor Cabang Rp R/K Kantor Pusat Rp Mencatat penjualan barang oleh kantor cabangBaca Juga Contoh Kasus Rekonsiliasi Kantor Pusat dan CabangDemikian contoh soal pengiriman barang dagangan di atas harga pokok oleh kantor cabang dan kantor pusat. Makalah akuntansi keuangan lanjutan berisikan informasi tentang penjualan konsinyasi menggunakan metode laba terpisah dan laba tidak terpisah yang dilaporkan di tahun tersebut. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi bertujuan agar mekanisme laporan keuangan konsolidasi dapat dilaksanakan. Contoh soal akuntansi kantor pusat, agen dan cabang dilaksanakan sesuai standar akuntansi keuangan agar sejalan dengan aktivitas bisnisnya selama menjalankan soal akuntansi kantor pusat, agen dan cabang akan menimbulkan masalah-masalah umum. Masalah yang dibahas dalam akuntansi kantor cabang diantaranya pengiriman barang dagang, pengiriman uang kas, penyusutan aktiva tetap dan pergantian biaya operasional untuk kepentingan kantor pusat apakah yang dicatat dalam akun kantor pusat di buku cabang adalah seluruh informasi berkaitan dengan terlaksananya penjualan barang induk perusahaan. Hubungan kantor pusat, agen dan cabang harus diterangkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk menghindari adanya kesalahan pengungkapan Hubungan Kantor Pusat dan CabangMasalah-masalah hubungan kantor pusat dan cabang akan memberikan informasi tentang laporan keuangan konsolidasi. Hubungan kantor pusat, cabang dan agen akan menggunakan sistem sentralisasi dan desentralisasi disesuaikan prosedur penjualan barang dagang dan permintaan pengiriman barang dari khusus yang sering terjadi dalam hubungan antara kantor pusat dengan kantor cabang adalah transaksi pengiriman barang diatas harga perolehannya serta transfer kekayaan antar cabang. Sistem akuntansi kantor cabang sebaiknya menggunakan metode desentralisasi untuk mencegah terjadinya kesalahan umum dalam hubungan kantor pusat dan cabang diantaranya pengakuan pengiriman barang dengan harga perolehan, transfer kas dan depresiasi aktiva tetap. Mengapa kantor cabang melaksanakan pembukuan tersendiri dikarenakan menghindari keterlambatan pencatatan informasi Juga Cara Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Kantor Pusat dan CabangMengapa Kantor Cabang Melaksanakan Pembukuan SendiriMengapa kantor cabang melaksanakan pembukuan sendiri dikarenakan penerapan sistem desentralisasi. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan lanjutan mewajibkan pengungkapan informasi keuangan secara sukarela setiap pelaporan spt tahunan orang kantor cabang melaksanakan pembukuan sendiri yang terpisah dari pembukuan kantor pusat dikarenakan adanya pengakuan pengiriman barang diatas harga normal. Pos-pos apakah yang dicatat dalam akun kantor pusat dibuku kantor cabang tentu mempertimbangkan informasi sebagai berikutPengiriman barangPengembalian barang rusakPengakuan rugi dan laba tahun berjalanTransfer kekayaan seperti kas dan aktiva hubungan kantor pusat dengan agen bagaimana kantor pusat melakukan pembukuan dapat dilaksanakan menyesuaikan dengan standar akuntansi keuangan. Rekening resiprokal adalah rekening untuk menampung sementara transaksi antar perusahaan yang masih berafiliasi seperti induk dan anak Juga Contoh Soal Pengiriman Barang Diatas Harga Pokok ke Kantor CabangPerbedaan Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor AgenPerbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan lanjutan menunjukkan adanya prosedur pembebasan pajak ketika terdapat barang kena pajak di kawasan berikat. Transaksi apa saja yang penjurnalannya dikantor pusat namun dicatat dengan keterangan kantor cabang adalah transaksi pelunasan kantor pusat dan kantor cabang membuat laporan keuangan gabungan dikarenakan adanya kewajiban pengungkapan informasi keuangan badan usaha. Perbedaan kantor pusat dan kantor cabang dalam akuntansi adalah kebebasan bersaing mendapatkan keuntungan antar cabang yang kantor pusat, kantor cabang dan kantor agen terletak pada mekanisme pembuatan catatan transaksi keuangan. Kantor cabang dianggap memiliki otonomi sendiri dalam penyelenggaraan pembukuan. Cabang diberikan modal oleh kantor pusat untuk mengembangkan Juga Contoh Kasus Pengiriman Kas Antar Cabang dan JurnalnyaDemikian perbedaan kantor pusat dan kantor cabang brainly dalam akuntansi keuangan lanjutan. Seluruh metode pencatatan hendaknya menggunakan akun resiprokal untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan konsolidasi. Transaksi antar cabang harus dihapuskan dikarenakan tidak terdapat tambahan manfaat ekonomisnya. Posted by Yoga Arif Hendrawan June 12, 2018 ACCOUNTING KANTOR PUSAT DAN CABANG Pencapaian tujuan pemasaran Agen Agency atau Cabang Branch Perbedaan Agen dan cabang Agen Cabang fungsi penerima pesanan persediaan berupa sample syarat-syarat penjualan ditentukan pusat modal kerja diberi pusat memberikan syarat-syarat penjualan transaksi pembayaran sendiri Hubungan Agen dan Pusat Agen hanya menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pusat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi di agen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ditentukan secara terpisah ditentukan secara tidak terpisah Transaksi Terpisah Tidak terpisah 1. Pengiriman sample Persed. Sample Agen Pengir. brg. ke Agen misal Rp. Persed. Sample Agen Pengir. brg. ke Agen 2. Pemberian modal Modal kerja Agen Kas Misal Rp. Modal kerja Agen Kas 3. Penjualan via agen Pihutang Dagang Hsl Penjualan Agen Misal Rp. Pihutang Dagang Hsl Penjualan 4. Pengakuan HPP HPP Penjualan Agen Pengir. brg. ke Agen Misal Rp. 5. Penggunaan dan pengisian modal Biaya Usaha Agen Kas Misal Rp. Biaya Usaha Kas 6. Gaji & Komisi Agen Gaji & Komisi Agen Kas Misal Rp. Gaji & Komisi Kas 7. Menutup R/L Hasil Penjualan Agen HPP Penjualan Agen Biaya Usaha Agen Gaji & Komisi Agen R/L Agen Hubungan Cabang dan Pusat Bekerjanya suatu cabang diantaranya adalah Cabang diberi modal kerja Cabang dapat membeli kebutuhan barang dagangan Cabang dapat melakukan aktivitas penjualan Sistem Akuntansi Cabang Sentralisasi. Pembukuan sepenuhnya dilakukan oleh kantor Pusat. Desentralisasi. Cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang. Transaksi Cabang Pusat 1. Uang dari Pusat Kas R/K Pusat Misal Rp. R/K Cabang Kas 2. Barang dari Pusat Pengir. brg. dari Pusat R/K Pusat Misal HPP Rp. R/K Cabang Pengir. brg. ke Cabang 3. Pembelian Alat Cabang Alat Kantor Kas Misal Rp. 4. Penjualan Cabang Kas Piutang Dagang Penjualan Misal Tunai Kredit 5. Penerimaan piutang Kas Piutang Dagang Misal Rp. 6. Biaya-biaya Biaya Kas Misal Rp. 7. Pengir. uang ke Pusat R/K Pusat Kas Misal Rp. Kas R/K Cabang 8. Biaya-biaya cabang yang telah dibebankan Pusat Biaya Usaha R/K Pusat Misal Rp. R/K Cabang UM Biaya Usaha 9. Penyesuaian Persed. Brg Dag. Bi. Depr. Alat kantor Ak. Depr. Alat Kantor R/L Misal & 10. Penutup a Pendapatan Penjualan R/L b Biaya-biaya R/L Bi. Depresiasi Biaya Usaha Pengir. dr Pusat c Pemindahan R/L ke Pusat R/L R/K Pusat d Pengakuan R/L Cabang R/K Cabang R/L Cabang e Pemindahan R/L Cabang R/L Cabang R/L Transaksi Khusus Pengiriman alat dr Pusat Alat-alat Kantor Invest. tetap Pusat Invest. tetap Cabang Alat-alat Kantor Pembangunan Gedung Cabang oleh Pusat Gedung Invest. tetap Pusat Investasi Tetap Cabang Kas Gedung Laporan Keuangan Gabungan Pusat dan Cabang Neraca Gabungan mengeliminasi saldo rek R/K Pusat dan R/K Cabang dan hutang pihutang pusat cabang. menjumlahkan saldo-saldo rekening aktiva dan hutang L/R mengeliminasi Pengiriman brg Pusat dan Pengiriman brg Cabang dan rekening pendapatan dan biaya-biaya pusat cabang menjumlahkan saldo pendapatan dan biaya Laporan L/R Periode X0 Kantor Pusat Kantor Cabang Penjualan HPP Persediaan awal - Pembelian - - Pengiriman dr Pusat - Pengir. ke Cabang - BTUD Persediaan Akhir LK Penjualan Biaya Usaha Bi. Depresiasi Laba Usaha Biaya Diluar usaha Biaya Bunga - Pendapatan diluar usaha Pendapatan bunga Laba operasi Cabang Laba Bersih Neraca periode X0 Kantor Pusat Kantor Cabang Aktiva Kas Pihutang Dagang Persediaan Premi Assuransi - Aktiva Tetap Akum. Penyusutan R/K Cabang - Jumlah Aktiva Hutang dan Modal Hutang Dagang Hutang Bank Hutang Biaya Modal Saham Laba ditahan R/K Pusat - Jumlah Hutang & Modal Worksheet Laporan R/L Gabungan Kantor Kantor Elimi nasi Lap. R/L Pusat Cabang Debet Kredit Gabungan Penjualan HPP Persediaan - Pembelian - - P. dr Pusat - P. ke Cabang - BTUD Persediaan LK Penjualan Biaya Usaha Laba Usaha Pend. Bunga - Bi. Bunga - Laba Bersih Worksheet Neraca Gabungan Kantor Kantor Elimi nasi Neraca Gabunga Pusat Cabang Debet Kredit Debet Kredit Debet Kas 167500 225000 392500 PD 650000 150000 800000 Persed. 995000 255000 1250000 Premi 75000 - 75000 Ak. Tetap 4000000 200000 4200000 R/K Cab. 825000 - 825000 6712500 830000 Kredit 637500 5000 642500 H. Dag. 750000 - 750000 H. Bank 1050000 - 1050000 H. Biaya 25000 - 25000 Modal 3000000 - 3000000 LYD 1250000 - 1250000 R/K Pus. - 825000 825000 6712500 830000 825000 825000 6717500 6717500 PT. Z Laporan R/L Gabungan Periode X0 Penjualan Rp. Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Rp. Pembelian Rp. BTUD Rp. Persediaan Akhir Rp. Rp. Laba Kotor Penjualan Rp. Biaya Usaha Rp. Laba Bersih Rp. PT. Z Neraca Gabungan Periode X0 Aktiva Hutang&Modal Kas Rp. Hutang Dagang Rp. Pihutang Dagang Hutang Bank Persediaan Hutang Biaya Premi Assuransi Modal Saham Aktiva Tetap Laba ditahan Akum. Depresiasi Jumlah Aktiva Rp. Hutang&Modal Rp. Masalah-masalah Khusus Transaksi Pusat Cabang A Cabang B Pengirmn. uang antar cabang R/K Cab. B R/K Cab. A R/K Pusat Kas Kas R/K Pusat Pengiriman brg antar cabang Pengir. Cabang B Peng. Cabang A R/K Pusat Peng. dr Pusat Peng. dr Pusat R/K Pusat ABSTRAK Sistem akuntansi antara kantor pusat dengan cabang merupakan salah satu dari penyelenggaraan pencatatan pada sebuah perusahaan yang memiliki kantor cabang. Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit usaha yang berdiri sendiri, tetapi tetap dikendalikan oleh kantor pusat. Tingkat kebebasan berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu cabang ditetapkan oleh kantor pusat. PT. Duta Cendana Adimandiri memiliki 4 kantor cabang yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pembukuannya sendiri. Tujuan peninjauan ini adalah untuk mengevaluasi sistem akuntansi antara kantor pusat dengan cabang pada PT Duta Cendana Adimandiri. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah transaksi yang melibatkan kantor pusat dengan cabang sudah dicatat dan dilakukan penjurnalan secara tepat sehingga dapat dipertanggung jawabkan keakuratannya. Penelitian dilakukan penulis di PT. Duta Cendana Adimandiri yang berlokasi di Jl. Raya Ciawi Km. 8 Bogor. PT Duta Cendana Adimandiri merupakan perusahaan yang berfungsi sebagai dealer resmi mobil Suzuki. Dari hasil peninjauan yang dilakukan oleh penulis, menunjukkan bahwa proses akuntansi antara kantor pusat dan kantor cabang yang terdapat di perusahaan sudah berjalan dengan baik. Sistem akuntansi yang digunakan untuk operasi kantor cabang adalah sistem desentralisasi. Pengiriman persediaan barang dagang dari kantor pusat dicatat oleh kantor cabang sesuai dengan harga perolehannya, dengan demikian kantor pusat tidak mengambil laba dari cabang untuk setiap pengiriman persediaan ke kantor cabang. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI PERUSAHAAN ANTARA KANTOR PUSAT DENGAN CABANG STUDI KASUS PADA PT. DUTA CENDANA ADIMANDIRI YUDI PRATIWI CHRISTIANTY DESI EFRIANTI ABSTRAK Sistem akuntansi antara kantor pusat dengan cabang merupakan salah satu dari penyelenggaraan pencatatan pada sebuah perusahaan yang memiliki kantor cabang. Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit usaha yang berdiri sendiri, tetapi tetap dikendalikan oleh kantor pusat. Tingkat kebebasan berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu cabang ditetapkan oleh kantor pusat. PT. Duta Cendana Adimandiri memiliki 4 kantor cabang yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pembukuannya sendiri. Tujuan peninjauan ini adalah untuk mengevaluasi sistem akuntansi antara kantor pusat dengan cabang pada PT Duta Cendana Adimandiri. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah transaksi yang melibatkan kantor pusat dengan cabang sudah dicatat dan dilakukan penjurnalan secara tepat sehingga dapat dipertanggung jawabkan keakuratannya. Penelitian dilakukan penulis di PT. Duta Cendana Adimandiri yang berlokasi di Jl. Raya Ciawi Km. 8 Bogor. PT Duta Cendana Adimandiri merupakan perusahaan yang berfungsi sebagai dealer resmi mobil Suzuki. Dari hasil peninjauan yang dilakukan oleh penulis, menunjukkan bahwa proses akuntansi antara kantor pusat dan kantor cabang yang terdapat di perusahaan sudah berjalan dengan baik. Sistem akuntansi yang digunakan untuk operasi kantor cabang adalah sistem desentralisasi. Pengiriman persediaan barang dagang dari kantor pusat dicatat oleh kantor cabang sesuai dengan harga perolehannya, dengan demikian kantor pusat tidak mengambil laba dari cabang untuk setiap pengiriman persediaan ke kantor cabang. Keyword Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang 2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan pasti mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, akan tetapi dalam teori ekonomi berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai keuntungan maksimum. Secara umum tujuan pendirian perusahaan dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial, dalam hal ini perusahaan berupaya menciptakan laba, menciptakan pelanggan, dan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga, kuantitas, waktu pelayanan, kegunaan produk, dan lain-lain sedemikian rupa yang merupakan salah satu ciri produk perusahaan tersebut. Di dalam perkembangan usahanya, perusahaan dapat beroperasi tidak saja di dalam lingkungan suatu kota tetapi dapat juga beroperasi ke luar kota dan keluar daerah. Pada umumnya, sebagai titik tolak perkembangan tersebut adalah perluasan daerah pemasaran. Meluasnya daerah pemasaran ini menimbulkan permasalahan bagi pimpinan perusahaan untuk mencari cara-cara yang paling efektif dan ekonomis dalam melakukan penjualan produk-produknya. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapat dibentuk pusat-pusat penjualan di daerah-daerah tertentu yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran marketing. Pusat-pusat penjualan yang dibentuk itu dapat berupa “agen” agency atau “cabang” branch. Dalam perkembangan selanjutnya, bentuk agen ataupun cabang dapat diserahi fungsi selain penjualan juga fungsi pembelian dan lain-lain. Aktivitas pemasaran dapat dilakukan melalui kantor cabang di beberapa lokasi dengan arahan dari kantor pusat. Kesepakatan dengan konsumen tidak harus dilakukan dengan kantor pusat, tetapi dapat dilakukan dengan kantor cabang. Penyerahan fungsi kepada kantor cabang mengakibatkan kantor cabang harus memiliki pembukuan tersendiri yang masih saling terhubung dengan kantor pusat. Untuk itu, maka diperlukan suatu sistem akuntansi yang mengatur hubungan antara kantor pusat dan cabang. Hubungan akuntansi antara kantor pusat dan cabang ini antara 3 lain meliputi pengalihan persediaan barang dagang dari kantor pusat ke kantor cabang, pembelian aktiva tetap untuk kantor cabang yang dilakukan oleh kantor pusat, pembayaran beban-beban utilitas yang masih terintegrasi dengan beban kantor cabang misalnya pembayaran biaya bandwidth internet ke provider, dan lain sebagainya. Menanggapi hal tersebut, penulis mencoba mengevaluasi suatu sistem akuntansi hubungan antara kantor pusat dan cabang di PT. Duta Cendana Adimandiri. Penulis tertarik pada hubungan antara kantor pusat dan cabang di PT. Duta Cendana Adimandiri dikarenakan pentingnya memahami sistem akuntansi antara kantor pusat dengan kantor cabang agar pencatatan transaksi dapat dilakukan secara benar sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik dan dapat diandalkan. Oleh karena ketertarikan itu, penulis memilih “Tinjauan Hubungan Akuntansi antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang pada PT. Duta Cendana Adimandiri” sebagai judul tugas akhir. Identifikasi Masalah Rumusan masalah 1. Bagaimana proses Akuntansi antara Kantor Pusat dan Cabang di PT Duta Cendana Adimandiri? 2. Bagaimana perlakuan transfer barang dagangan dari Kantor Pusat ke Kantor Cabang? Maksud dan Tujuan Penyusunan Tugas Akhir Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis melakukan praktek kerja di PT. Duta Cendana Adimandiri. Adapun maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan meninjau proses akuntansi antara kantor pusat dan cabang di PT Duta Cendana Adimandiri. Penulis melakukan penelitian terhadap setiap proses akuntansi yang berkaitan dengan hubungan kantor pusat dengan cabang. Setiap bulan, baik kantor cabang maupun kantor pusat melakukan pencatatan jurnal transaksi yang berkaitan pada satu nomer perkiraan atau COA Chart of Account yang dinamakan Pembukuan Pusat-Cabang. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui perlakuan transfer barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang di PT. Duta Cendana Adimandiri. Penulis melakukan perbandingan antara teori yang telah diperoleh pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan mengenai “Hubungan 4 Kantor Pusat dan Kantor Cabang” dengan penerapannya di PT. Duta Cendana Adimandiri. Dari perbandingan tersebut, maka penulis mencoba untuk menelaah apakah terdapat kelemahan-kelemahan pada penerapan teori di PT. Duta Cendana Adimandiri dan memberikan saran-saran yang diperlukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Kegiatan praktek untuk penyusunan tugas akhir ini dilakukan selama 3 bulan yang dimulai pada bulan April tahun 2014 dan dilaksanakan di PT. Duta Cendana Adimandiri yang berlokasi di Jl. Raya Ciawi KM 8 Bogor. 5 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan peninjauan yang dilakukan oleh penulis atas hubungan akuntansi antara kantor pusat dan kantor cabang pada PT. Duta Cendana Adimandiri, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut 1. Sistem akuntansi untuk operasi kantor cabang yang digunakan di perusahaan adalah sistem desentralisasi. Disimpulkan demikian karena walaupun staff accounting yang melakukan pencatatan akuntansi kantor cabang berada di kantor pusat baik dari struktur organisasi maupun kedudukannya, namun data-data penunjang yang diperlukan dalam pencatatan tersebut diperoleh dari kantor cabang tersebut. Setiap kantor cabang menyelenggarakan pembukuannya sendiri dan klasifikasi akun-akun pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai dengan susunan dan klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya. Hal ini tampak dari penomeran nomer perkiraan chart of account. Dari 26 digit angka untuk penomeran no. perkiraan, tiga digit bagian kedua merupakan kode cabang. Dan untuk kode spesifik masing-masing perkiraan mengikuti kode spesifik dari perkiraan kantor pusat. 2. Pengiriman persediaan barang dagang kendaraan mobil dari Kantor Pusat ke Kantor cabang dicatat sesuai harga perolehannya, dengan demikian kantor pusat tidak mengambil laba dari cabang untuk setiap pengiriman persediaan. Pada sistem akuntansi yang terdapat di PT. Duta Cendana Adimandiri, tidak diperlukan mencatat jurnal penyesuaian untuk mencatat laba cabang maupun laba yang belum direalisasi cabang karena sistem dari program SDMS sudah mencatat secara otomatis. Saran Setelah melakukan peninjauan atas hubungan akuntansi antara kantor pusat dengan kantor cabang di PT. Duta Cendana Adimandiri, terdapat beberapa saran yang penulis berikan kepada perusahaan, diantaranya 6 1. Menyelenggarakan pelatihan mengenai penggunaan program SDMS secara berkala bagi karyawan yang di dalam pekerjaannya menggunakan program SDMS agar apabila terjadi kendala dapat menyelesaikannya dengan baik. Selain itu juga memberikan pelatihan lebih mendalam mengenai proses akuntansi dan juga prinsip pencatatan jurnalnya kepada masing-masing kasir kantor cabang agar kesalahan jurnal dapat diminimalisasi. 2. Mengajukan perbaikan sistem SDMS kepada pihak SDMS Support selaku pengembang developer dari program tersebut mengenai jurnal-jurnal otomatis yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi sehingga menyebabkan pencatatan akuntansi yang dihasilkan dari jurnal otomatis SDMS harus dikoreksi kembali oleh bagian accounting. Perbaikan tersebut diharapkan dapat membuat pencatatan akuntansi dengan program SDMS menjadi lebih efektif dan efisien. 7 DAFTAR PUSTAKA Aini, Nurul. 2011. “Perlakuan Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang”. “ Diakses 18 Mei 2014. Beams, Floyd A & Amir Abadi Jusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia, Salemba Empat Jakarta Carl S Warren, James M, Reeve dan Phillip E Fess. 2005. Pengantar Akuntansi, edisi 21, Salemba Empat Jakarta Djanegara, Nurruzzaman, M. and Kesatuan, 2006. ANALISIS NET WORKING CAPITAL DENGAN METODE DAYS OF INVENTORY DAN DAYS OF ACCOUNT RECEIVABLE. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor, 819, Gutni, Daru. 2012. “Akuntansi untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang”. _kantor_cabang Diakses 18 Mei 2014. Hall, A. James, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, edisi ke-4, Salemba Empat; Jakarta. Iriyadi and Gurd, B., 1998. Cultural effects of budgetary participation Indonesian evidence. Asian Review of Accounting, 62, Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, edisi ke-3, Jakarta Salemba Empat. Munawar, A. and Purba, 2006. Kajian Dampak Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor, 87, Nafarin,M. 2004. Akuntansi, Pendekatan Siklus dan Pajak Untuk Perusahaan Industri dan Dagang, Ghalia Indonesia Jakarta. Pamungkas, B., 2005. Pengaruh Kualitas Peraturan Perundang-undangan, Akuntansi Keuangan Sektor Publik, dan Penerapan Pengawasan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Disertasi UNPAD. Bandung. Tidak Dipublikasikan. Pamungkas, B., 2008. Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Survei Pada Pemerintah Dati II DI Yogyakarta. Puspitasari, R., 2009. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja terhadap modal kerja SBI Rate and Dollar Exchange Rate. Jurnal Ilmiah Kesatuan, 112, Purba, 2006. Analisis Kinerja Keuangan Emiten Sebelum dan Sesudah Masuk Bursa Studi Kasus Pada PT X. Jurnal Ilmiah Ranggagading JIR, 61, Purba, 2001. Keragaan Kelapa Sawit Indonesia Ditinjau dari Jenis Pengusahaan dan Wilayah Produksi Doctoral dissertation, Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Richard E. Baker. et. al. 2012. Advance Financial Accounting An Indonesian Perspective, Salemba Empat Jakarta Sundary, R. and Pamungkas, B., 2011. Analysis of Intangible Assets Management in Ministry of Research, Technology, and Higher Education. Change, 1 Yunus, Hadori & Harnanto. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan, edisi ke-1, BPFE Yogyakarta. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Ratih PuspitasariSources and uses of funds is a report that presented by a company to determine changes in financial position for each period. A company manager has responsible of where the funds are obtained and how the funds are used. Each company involved in various investment activities and expenditures. When carrying out those activities, the company produces the fund, the fund is defined as cash and cash equivalents and can also be interpreted as working capital. Working capital is defined as total current assets gross working capital or the difference between current assets and debt net working capital. The purpose of this study was to analyze the working capital of the sources and uses of funds and analyze the level of corporate liquidity. The analysis was conducted to determine if activity of sources and uses of working capital and liquidity increase or decrease every period. The results showed that PT Indosat Tbk., And PT. XL Axiata, Tbk using aggressive strategies to manage their working capital, this is evidenced by the existence of a negatif working capital each year, and have fluctuating liquidity, so that from year to year has increased or decreased. However, when compared with the two companies PT. Indosat, Tbk is better than PT. XL Axiata, Tbk especially in the level of liquidity. The results of the evaluation in this study showed that reduction in working capital of PT Indosat Tbk. And PT. XL Axiata, Tbk, produces negatif number it is seen from the calculation of sources and uses, and also liquidity of PT. Indosat and PT. XL Axiata, Tbk increase and decrease every year. It is seen from the level of liquidity. From the results of these evaluations, the authors suggest in PT Indosat Tbk and PT. XL Axiata, Tbk to reduce current debts so that working capital generated can be increased, and collect the receivables was due to the existing cash in the company is not small, especially for PT. XL Axiata, Tbk. PENDAHULUAN Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan produk dari proses manajemen, yang memiliki karakteristik dan keterbatasan. Laporan keuangan dihasilkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan prinsip manajemen yang berlaku umum. Interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan sangat bermanfaat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Salah satu analisis laporan keuangan adalah analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang darimana sumber-sumber dan penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan. Modal kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya. Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini akan membantu manajer keuangan dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya dalam hal menentukan jumlah dana yang harus tersedia dan untuk dapat melihat asal; sumber dana itu diperoleh. Selain itu, laporan tersebut dapat juga membantu manajer keuangan dalam merencanakan berapa penggunaan dana guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan perusahaan, sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu akan sulit berkembang. Kekurangan modal kerja terus-menerus yang tidak segera diatasi tentu akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Analisis arus kas berpengaruh terhadap sumber dan penggunaan modal kerja, karena analisis arus kas merupakan analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan jumlah kas atau untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Analisis arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas dari mana sumber kas diperoleh dan kemana dialirkan. Modal kerja yang akan digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal sehingga suatu perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis dan juga modal kerja yang cukup dapat menekan biaya perusahaan menjadi rendah, menunjang segala kegiatan operasi perusahaan secara teratur. Selain itu pemilikan modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain memungkinkan perusahaan dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya, memungkinkan perusahaan tersebut untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen, dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Bambang PamungkasThis research analyzes the effect of the implementation of public accounting, the quality of legislation on the quality of financial reports and their implications for government performance accountability system level local governments of Yogyakarta provinces privileges. Methods of data analysis using path analysis. The results showed that 1 Implementation of public sector financial accounting and quality regulations affect the quality of government financial statements either partially or simultaneously. 2 Implementation of public sector financial accounting, quality regulations and the quality of financial reports of government influence on government performance accountability either partially or simultaneously. PENDAHULUAN Langkah strategis yang perlu dan harus dikembangkan saat ini adalah mewujudkan suatu iklim kepemerintahan yang baik good governance, yang yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Ketiga pilar dimaksud adalah 1 Transparansi; 2 Partisipasi; dan 3 Akuntabilitas. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP, yang merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab. Kemudian terkait dengan asas-asas peraturan perundang-undangan diperlukan suatu norma dan kaidah bagi suatu peraturan perundang-undangan. Menurut Konnijnbelt Hamid Attamimi, 1990;336-343, suatu peraturan perundang-undangan setidaknya harus memenuhi asas formal dan material. Termasuk ke dalam asas formal adalah asas yang berkaitan dengan persiapan dan pembentukan peraturan serta yang berkaitan dengan motivasi dan susunan keputusan. Sementara itu yang termasuk dalam asas material adalah asas yang berhubungan dengan isi peraturan perundang-undangan. Dalam bidang hukum administrasi negara, Konijnbelt mengemukakan bahwa untuk menentukan suatu peratuan perundangan bermutu, maka haruslah diperhatikan dua asas, yaitu asas formal dan asas material. Asas formal terdiri dari a asas tujuan yang jelas; b asas organ/lembaga yang tepat; c asas perlunya pengaturan; d asas dapatnya dilaksanakan; dan e asas konsensus. Selanjutnya asas material berkenaan dengan isi keputusan. Asas material ini meliputi lima asas yaitu a asas tentang terminologi dan sistematika yang benar; b asas tentang dapat dikenali; c asas perlakuan yang sama dalam hukum; d asas kepastian hukum; dan e asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan BPKP dapatUntuk menganlisis dampak dan pengaruh pandangannya terhadap jasa layanan yang diberikan oleh perusahaan terhadap kepuasan konsumen. Dari hasil penelitian dan analisa korelasi didapat hasil r = 0,443 yang bisa dikatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara pelayanan pelatihan dengan tingkat kepuasan peserta pelatihan. Melalui analisa regresi didapat persamaan Y = 29,67 + 0,38X yang didapat diartikan bila X bertambah 1, maka Y akan bertambah sebesar 0,38 kali, kemudian untuk mengetahui kontribusi dari pengaruh pelayanan pelatihan terhadap tingkat kepuasan peserta pelatihan, digunakan rumus Koefisien Determinasi KD, dimana didapat KD = 0,197 yang berarti bahwa pelayanan pelatihan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepuasan peserta pelatihan sebesar 19,7 %, dan sisanya sebesar 80,3 % dipengaruhi oleh faktor Akuntansi Kantor Pusat dan CabangNurul Daftar Pustaka AiniDAFTAR PUSTAKA Aini, Nurul. 2011. "Perlakuan Akuntansi Kantor Pusat dan Cabang". " Diakses 18 Mei 2014.Sistem Akuntansi, edisi ke-3MulyadiMulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, edisi ke-3, Jakarta Salemba Pendekatan Siklus dan Pajak Untuk Perusahaan Industri dan DagangM NafarinNafarin,M. 2004. Akuntansi, Pendekatan Siklus dan Pajak Untuk Perusahaan Industri dan Dagang, Ghalia Indonesia Instansi Pemerintah. Survei Pada Pemerintah Dati II DI YogyakartaB PamungkasPamungkas, B., 2008. Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Survei Pada Pemerintah Dati II DI Kelapa Sawit Indonesia Ditinjau dari Jenis Pengusahaan dan Wilayah Produksi Doctoral dissertationJ H V PurbaPurba, 2001. Keragaan Kelapa Sawit Indonesia Ditinjau dari Jenis Pengusahaan dan Wilayah Produksi Doctoral dissertation, Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.Analysis of Intangible Assets Management in Ministry of Research, Technology, and Higher EducationE RichardBakerRichard E. Baker. et. al. 2012. Advance Financial Accounting An Indonesian Perspective, Salemba Empat Jakarta Sundary, R. and Pamungkas, B., 2011. Analysis of Intangible Assets Management in Ministry of Research, Technology, and Higher Education. Change, 1 Keuangan Lanjutan, edisi ke-1Hadori YunusHarnantoYunus, Hadori & Harnanto. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan, edisi ke-1, BPFE Yogyakarta. Jakarta - Ketika suatu perusahaan bertumbuh dengan pesat, biasanya mereka akan membuka kantor cabang di berbagai daerah. Berdirinya kantor cabang bertujuan untuk mengurusi urusan perusahaan di suatu artikel ini, kita akan mengetahui apa yang dimaksud dengan kantor cabang, mulai dari pengertian, tugas, syarat pendirian, dan juga ketentuan pembukaan kantor cabang. Untuk memahami hal ini, mari simak penjelasan di bawah ini!Kantor cabang adalah anak dari perusahaan induk yang memiliki lokasi yang berbeda dari kantor pusat. Maka dari itu, kantor cabang bertanggung jawab secara langsung kepada kantor pusat. Dilansir dari sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Politeknik Negeri Bandung, struktur organisasi dan segala kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang tidak terlepas dari kantor pusat. Dengan mendirikan kantor cabang, diharapkan perusahaan mampu memperluas jangkauan pasarnya supaya bisa menjadi perusahaan yang lebih dan Tanggung Jawab Kantor CabangKantor cabang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melayani pelanggan yang berada di suatu daerah. Dengan begitu, pelanggan akan merasa dimudahkan oleh perusahaan karena mereka tidak perlu mendatangi kantor pusat yang terkadang jauh dari tempat tinggal itu, kantor cabang juga bertugas untuk memperluas jangkauan usaha yang dijalankan. Dengan kantor cabang, maka ada besar kemungkinan terbentuknya pangsa pasar yang baru sehingga bisa menaikkan omzet perusahaan secara kantor cabang dari sebuah bank bertanggung jawab untuk melayani nasabah yang ada di suatu daerah. Dengan begitu, nasabah tidak perlu repot untuk mendatangi kantor pusat yang jauh untuk mendapatkan pelayanan dari bank, cukup mendatangi kantor cabang lainnya adalah kantor cabang untuk perusahaan media. Ketika suatu media membuka kantor cabang di suatu daerah, maka kantor cabang tersebut bertanggung jawab untuk menyediakan berita-berita yang terjadi di daerah tersebut. Dengan hal ini, jangkauan pasar media tersebut akan makin meluas karena bisa menggapai pasar Membuka Kantor CabangUntuk bisa membuka kantor cabang di suatu daerah, perusahaan wajib memenuhi sejumlah persyaratan. Berikut ini adalah beberapa syarat dalam pendirian kantor cabang1. Surat Izin Usaha Perdagangan SIUPSurat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP adalah syarat wajib jika seseorang ingin mendirikan usaha. SIUP juga menjadi salah satu syarat untuk mendirikan unit usaha baru atau membuka kantor cabang baru. Dalam hal ini, perusahaan tidak perlu membuat SIUP baru, cukup dengan melampirkan salinan SIUP dari kantor Surat Keterangan Domisili Usaha SKDUSyarat kedua yang perlu dilengkapi dalam proses pembukaan kantor cabang adalah Surat Keterangan Domisili Usaha atau SKDU. Surat ini adalah dokumen yang menyatakan legalitas dari tempat atau lokasi Nomor Pokok Wajib Pajak NPWPSetiap warga negara yang merupakan wajib pajak harus memiliki NPWP, baik perorangan maupun badan usaha. Bagi usaha yang ingin mendirikan kantor cabang di suatu daerah, maka badan usaha tersebut wajib memiliki NPWP sebagai salah satu Surat Izin Tempat Usaha SITUPembukaan kantor cabang suatu perusahaan juga memerlukan dokumen Surat Izin Tempat Usaha atau SITU. Penerbitan SITU diatur oleh Peraturan Daerah Perda Surat Izin Gangguan HOSurat Izin Gangguan atau yang memiliki nama lain Hinder Ordonantie HO adalah surat izin yang diatur oleh daerah yang berfungsi untuk melindungi kantor dari kemungkinan adanya gangguan. Hal ini juga sebagai tanda bahwa suatu perusahaan telah mendapatkan izin untuk menjalankan aktivitas di suatu Akta PerusahaanSyarat keenam untuk pembukaan kantor cabang adalah dengan melampirkan akta perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan akta perusahaan dari kantor Tanda Daftar Perusahaan TDPTanda Daftar Perusahaan atau TDP adalah suatu dokumen yang menandakan bahwa suatu perusahaan sudah terdaftar secara resmi di mata hukum. Dokumen ini juga menjadi salah satu persyaratan wajib untuk bisa membuka kantor SK KemenkumhamSK Kemenkumham adalah surat keputusan dari Kementerian Hukum dan Ham. SK ini menjadi salah satu persyaratan administrasi untuk mendirikan kantor Pembukaan Kantor CabangTerdapat sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi suatu badan usaha yang ingin membuka kantor cabang. Berdasarkan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Perizinan Dan Fasilitas Penanaman Modal PBKPM 13/2017 Pasal 45, berikut adalah ketentuan untuk membuka kantor cabangPerusahaan PMA/PMDN dapat membuka kantor cabang di seluruh wilayah Indonesia yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya. Kantor cabang dapat berada di wilayah yang berbeda dengan perusahaan induk dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan PMA/PMDN yang izinnya merupakan kewenangan pemerintah pusat dan akan membuka kantor cabang melaporkan rencana pembukaan kantor cabang kepada Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM.Perusahaan PMDN yang izinnya merupakan kewenangan pemerintah daerah yang akan membuka kantor cabang melaporkan rencana pembukaan kantor cabang kepada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu DPMPTSP cabang adalah kantor yang bertanggung jawab secara langsung pada kantor pusat dan bertujuan untuk melayani pelanggan di daerah. Demikianlah pembahasan mengenai kantor cabang, semoga bisa membantu. Simak Video "Daftar Baru Aset Kripto yang Diperdagangkan di Pasar Fisik Asix+ Masuk" [GambasVideo 20detik] khq/fds

apakah kegunaan transaksi kantor pusat kantor cabang